Hipertensi Bisa Picu Preeklamsia Pada Ibu Hamil

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
Hipertensi Bisa Picu Preeklamsia pada Ibu Hamil Ilustrasi(Freepik)

PERHIMPUNAN Dokter Hipertensi Indonesia (Inash) menyatakan hipertensi dapat memicu terjadinya preeklamsia pada ibu hamil selama masa kehamilan sehingga perihal tersebut perlu dicegah agar tidak menimbulkan kematian.

"Preeklamsia telah diketahui mempunyai akibat nan besar terhadap kesehatan ibu maupun bayi di masa depan kehidupannya," kata Ketua Panitia dan Ketua Umum Tim Buku Panduan Penatalaksanaan Hipertensi Peripartum 2025 master ahli penyakit dalam Ni Made Hustini, dikutip Rabu (26/2).

Mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), master nan berkawan disapa Dokter Kum itu mengatakan sekitar 80% kematian pada ibu nan diklasifikasikan sebagai kematian langsung mengenai kehamilan, disebabkan oleh lima penyebab ialah pendarahan postpartum (25%), preeklamsia dan eklamsia (20%), abortus (13%) dan penyebab lainnya (7%).

Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu tertinggi di Indonesia. Prevalensi dunia hipertensi dalam kehamilan diperkirakan sekitar 10%-15%, sementara preeklamsia memengaruhi 2%-8% dari semua kehamilan.

Dokter Kum menjelaskan hipertensi selama periode kehamilan berangkaian erat dengan luaran kelahiran nan buruk, termasuk gangguan kegunaan organ baik pada gangguan ginjal, kandas jantung hingga endema paru serta memicu sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzymes and Low Platelet Count (HELLP).

Selain itu, gangguan aliran darah ke plasenta akibat tekanan darah nan tinggi pada ibu dapat mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke janin, sehingga berisiko untuk mengalami gangguan pertumbuhan intrauterin, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelahiran prematur.

Pada kesehatan ibu, hipertensi dapat membikin wanita terkena penyakit kardiovaskular, hipertensi kronik, penyakit jantung koroner, kandas jantung, demensia vaskular, stroke hingga hipotiroidisme.

"Hal ini mencerminkan bahwa upaya penanggulangan hipertensi peripartum merupakan pengelolaan nan kompleks dan melibatkan beragam disiplin ilmu. Untuk itu, pemahaman terhadap kompleksitas kelainan ini, keseragaman pemeriksaan juga tatalaksana hipertensi dalam kehamilan sangat diperlukan untuk optimasi luaran akibat hipertensi dalam kehamilan," katanya.

Atas dasar tersebut, Inash berbareng sejumlah master keilmuan lainnya meluncurkan kitab Konsensus Inash 2025 mengenai penatalaksanaan hipertensi pada periode peripartum 2025.

Konsensus itu menggarisbawahi tentang upaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan para tenaga kesehatan bakal ancaman hipertensi peripartum dengan beragam akibat terhadap kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan dan juga akibat panjangnya. (Ant/Z-1)

Selengkapnya