Cdc Ungkap 2 Orang Dirawat Di Rumah Sakit Akibat Flu Burung H5n1

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX
CDC Ungkap 2 Orang Dirawat di Rumah Sakit Akibat Flu Burung H5N1 Dua orang di Wyoming dan Ohio dirawat di rumah sakit akibat flu burung H5N1, menandai kasus pertama di kedua negara bagian tersebut.(freepik)

DUA orang di Amerika Serikat (AS), tepatnya di Wyoming dan Ohio dirawat di rumah sakit akibat flu burung H5N1, menurut laporan rutin flu dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada hari Jumat.

Pasien dari Wyoming tetap dirawat di rumah sakit, sementara pasien dari Ohio telah diperbolehkan pulang, menurut laporan tersebut. Keduanya mengalami “gejala pernapasan dan non-pernapasan”, meskipun laporan tidak merinci indikasi tersebut.

“Ini menunjukkan bahwa H5N1 bisa sangat parah, dan kita tidak boleh berasumsi bahwa penyakit ini selalu ringan,” kata Angela Rasmussen, seorang mahir virologi dari Vaccine and Infectious Disease Organization di Universitas Saskatchewan.

Kabar ini muncul di tengah salah satu pandemi flu musiman terburuk dalam 15 tahun terakhir, nan meningkatkan potensi munculnya virus nan lebih rawan akibat kombinasi flu burung dan flu musiman dalam proses nan disebut reassortment.

“Saya sangat cemas tentang H5N1 pada pasien nan dirawat di rumah sakit, di mana ada banyak pasien flu musiman lainnya, lantaran ini menciptakan kesempatan untuk reassortment nan berpotensi menghasilkan H5N1 nan bisa menyebabkan pandemi,” kata Rasmussen.

Kasus ini merupakan kasus H5N1 pertama nan terdeteksi pada manusia di Wyoming dan Ohio.

Seorang wanita lanjut usia dari Platte County, Wyoming, dirawat di rumah sakit di negara bagian lain, menurut pernyataan dari Departemen Kesehatan Wyoming. Ia mempunyai kondisi kesehatan nan membuatnya lebih rentan terhadap penyakit, menurut pernyataan tersebut.

PErempuan ini terpapar unggas dalam kawanan di laman belakang nan dinyatakan positif H5N1, menurut laporan CDC. Ia tetap dirawat di rumah sakit pada saat laporan diterbitkan.

Sementara itu, seorang laki-laki di Mercer County, Ohio, terinfeksi saat melakukan pemusnahan unggas nan terjangkit H5N1 di akomodasi komersial, menurut pernyataan dari Departemen Kesehatan Ohio.

Pria tersebut telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit dan sekarang dalam masa pemulihan di rumah, menurut laporan CDC.

Sejauh ini, telah ada 70 kasus flu burung patogenik tinggi nan dikonfirmasi di AS sejak virus ini pertama kali terdeteksi pada sapi tahun lalu.

Belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia. Mayoritas kasus terjadi pada orang nan mempunyai kontak erat dengan hewan.

Sebelumnya, seorang pasien di Missouri dirawat di rumah sakit dan dinyatakan positif flu burung meskipun tidak mempunyai riwayat paparan nan diketahui. Seorang laki-laki di Louisiana juga dirawat di rumah sakit dan meninggal setelah terpapar ayam kampung dan burung liar.

Seorang gadis berumur 13 tahun di British Columbia juga mengalami sakit parah dan dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan tanpa riwayat paparan nan jelas.

Kasus di Louisiana dan British Columbia disebabkan jenis H5N1 nan muncul pada musim gugur lampau dan dengan sigap menjadi dominan di kalangan burung. Varian ini sekarang menyebar ke sapi perah di Nevada dan Arizona.

Penyebaran baru ini terjadi saat pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan strategi nan tidak bakal berupaya mengendalikan pandemi di unggas melalui pemusnahan massal.

Kepala baru badan kesehatan, Robert F. Kennedy Jr., dilaporkan telah menghentikan kampanye vaksin flu musiman. Rapat nan dijadwalkan dari komite vaksin independen CDC juga telah ditunda.

Sebuah studi baru nan diterbitkan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases dari CDC memberikan wawasan tentang kenapa beberapa kasus mungkin tidak separah nan lain.

Para peneliti menginfeksi musang dengan H1N1, kemudian tiga bulan kemudian menginfeksinya dengan H5N1 alias H7N9, jenis dengan patogenisitas rendah.

H1N1 adalah flu babi nan bertanggung jawab atas epidemi 2009-2010. Virus ini tidak pernah lenyap dan merupakan salah satu dari dua jenis flu musiman tahun ini.

Musang nan mempunyai antibodi H1N1 bisa menetralisir H5N1 lebih sigap dibandingkan H7N9, menunjukkan adanya perlindungan dari jangkitan sebelumnya.

Studi lain di jurnal nan sama menemukan musang nan pertama kali terinfeksi H1N1 mengalami indikasi lebih ringan akibat H5N1, menunjukkan manusia mungkin mengalami perihal serupa.

“Ini adalah bukti bahwa jangkitan alias vaksinasi H1N1 sebelumnya dapat memberikan perlindungan silang melalui keimunan terhadap N1,” kata Rasmussen.

Namun, belum jelas sejauh mana perlindungan tersebut dapat membantu manusia.

“Kita tidak boleh menganggap bahwa perlindungan ini bakal berkarakter absolut pada populasi manusia,” ujar Rasmussen. (The Guardian/Z-2)

Selengkapnya