ARTICLE AD BOX

KECERDASAN buatan (AI) bukan lagi sekadar perangkat bantu otomatisasi. Saat ini, AI telah berevolusi menjadi asisten digital nan bisa memahami konteks, bahasa, apalagi budaya penggunanya.
"Kalau dulu kita kudu belajar ‘bahasa mesin’ untuk bisa menggunakan AI, sekarang AI justru nan belajar memahami bahasa manusia. Ini bukan lagi tentang perintah berbasis teks, tapi multimodal AI bisa menerima input dari suara, gambar, teks, hingga konteks layar," kata Tommy Teja, AI Expert sekaligus Founder organisasi Komunikasi AI Aiko, dalam aktivitas obrolan panel Galaxy S25 Series: Your Everyday AI Companion, di Jakarta, Rabu (16/4/2025).
Sebagai seorang entrepreneur di bagian agensi kreatif, Tommy mengatakan AI telah mengalami lompatan besar dalam lima tahun terakhir. Ia apalagi telah mengintegrasikan AI dalam proses produksi konten dan kajian info sejak awal 2024.
"Awalnya dari kebutuhan efisiensi di agensi, sekarang jadi fondasi membangun organisasi edukatif AI terbesar di Indonesia," ujarnya.
Tommy juga menyoroti dua tantangan besar dalam ekosistem AI saat ini: fragmentasi platform dan ketergantungan pada hubungan internet.
Menurutnya, banyak pengguna AI merasa kebingungan lantaran kudu berpindah-pindah antar aplikasi nan tidak saling terintegrasi. Untuk itu, dia menyoroti pentingnya solusi seperti Galaxy AI dari Samsung nan bisa menggabungkan beragam kegunaan ke dalam satu ekosistem terpadu.
"Saya cukup terbantu dengan fitur seamless action across apps dari Galaxy S25. Misalnya, saya bisa langsung mencari tempat meeting, menjadwalkan kalender, dan mengirim info via WA hanya lewat satu perangkat, tanpa perlu buka banyak aplikasi," tambahnya.
Lebih lanjut, Tommy juga mengingatkan pentingnya peran regulator dalam perkembangan AI di Indonesia, terutama dalam perihal transparansi dan perlindungan info pribadi.
"Kita butuh patokan nan kuat agar AI berkembang secara etis. Dan ini hanya bisa dilakukan dengan kerjasama antara sektor swasta, komunitas, lembaga pendidikan, dan pemerintah," tegasnya.
Indonesia, menurut Tommy, telah menunjukkan tren nan menjanjikan dalam penggunaan AI terbanyak di dunia.
Meski sebagian besar pengguna tetap menggunakan AI untuk pencarian informasi, namun tren penggunaan untuk shopping online, kreasi konten, dan navigasi juga terus meningkat.
"Dengan pendekatan nan betul dan kolaboratif, kita bisa memastikan AI bukan hanya perangkat bantu, tapi betul-betul menjadi mitra pandai dalam kehidupan manusia," pungkasnya. (Z-4)