Bentrok Berdarah Hingga Protes Bbm Berujung Kekacauan Nasional

Sedang Trending 20 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Bentrok Berdarah hingga Protes BBM Berujung Kekacauan Nasional Warga Angola.(Al Jazeera)

IBU Kota Angola, Luanda, kembali dilanda kekerasan sejak Selasa (29/7). Kerusuhan ini dipicu oleh protes sosial akibat penaikan nilai bahan bakar. 

Supermarket dan pusat perbelanjaan di beragam wilayah seperti Comarca, jalan menuju Cacuaco, Zango, dan beberapa pusat kota menjadi sasaran utama penjarahan.

Pada siang hari di area Comarca, sekelompok penduduk berupaya menyerbu supermarket Angomart, memaksa abdi negara menutup akses jalan dan melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa. 

Bentrokan serupa juga terjadi di sejumlah toko lain, disertai dengan tembakan dan penyebaran video kekacauan nan viral di media sosial, termasuk tindakan massa di pusat perbelanjaan Cidade da China di Avenida Fidel Castro Ruz.

Pihak berkuasa mengonfirmasi sedikitnya empat korban jiwa, termasuk seorang polisi nasional serta penahanan terhadap lebih dari 1.200 orang nan diduga terlibat dalam kerusuhan dan penjarahan sejak hari pertama kerusuhan. 

Meningkatnya rasa tidak kondusif menyebabkan penutupan sementara beragam toko, bank, dan instansi publik. Banyak pekerja beranjak ke sistem kerja jarak jauh.

Akar kerusuhan ini berasal dari tindakan mogok nasional nan dipicu oleh protes para pengemudi taksi terhadap penaikan nilai solar. Penaikan tersebut merupakan akibat dari kebijakan pemerintah dalam mencabut subsidi bahan bakar secara bertahap. 

Meskipun Asosiasi Pengemudi Taksi Nasional Angola (ANATA) menyatakan mogok telah dibatalkan usai negosiasi dengan otoritas provinsi, tindakan protes telanjur berubah menjadi kekacauan nan meluas.

Sejak Senin, Kota Luanda berada di bawah penjagaan ketat. Militer dan kendaraan lapis baja ditempatkan di titik-titik strategis untuk mengendalikan situasi. 

Namun, kekacauan ini mencerminkan akibat langsung dari pencabutan subsidi nan dianggap pemerintah sebagai bagian dari reformasi fiskal. Kebijakan tersebut memicu lonjakan biaya hidup di tengah laju inflasi tahunan nan tetap memperkuat di kisaran 20%.

Menurut Bank Nasional Angola, inflasi tahunan sempat turun menjadi 20,74% pada Mei, tetapi tetap membebani daya beli masyarakat. 

Analis ekonomi memperingatkan bahwa ketidakstabilan sosial dapat memperlemah konsumsi rumah tangga dan mengurangi kepercayaan penanammodal terhadap Angola.

Sejumlah pengusaha ritel melaporkan kerugian besar akibat penjarahan dan penutupan paksa toko, sementara sektor finansial juga terkena dampaknya. 

"Persepsi akibat meningkat setiap kali ketertiban umum terganggu," kata seorang manajer akibat di lembaga finansial internasional seperti dikutip Forbes Africa, Kamis (31/7).

Di pasar nan sudah tertekan oleh inflasi dan volatilitas nilai tukar, perihal ini langsung memengaruhi kepercayaan investor.

Penaikan nilai solar pada 4 Juli 2025, dari 300 menjadi 400 kwanza per liter (naik 33%), sangat berakibat pada tarif pikulan umum, nan naik hingga 50%. 

Meskipun nilai bensin tetap, pengaruh domino terhadap biaya transportasi dan nilai peralatan membikin ketegangan sosial susah dikendalikan.

Asosiasi sektor ritel memperkirakan kerugian mencapai puluhan juta dolar akibat penjarahan, kerusakan toko, dan gangguan distribusi. 

Dalam wawancara, para pemimpin upaya menyatakan bahwa kondisi keamanan dan kerusakan gambaran mendorong mereka untuk meninjau kembali rencana ekspansi di Angola.

Meningkatnya kejahatan urban dan gangguan terhadap ketertiban memperbesar biaya pengamanan dan mengurangi daya tarik investasi asing, terutama saat Angola tengah menghadapi utang luar negeri lebih dari US$9 miliar dan perubahan mata duit nan terus berlanjut.

Luanda sekarang berada dalam kondisi siaga penuh, terjebak antara tuntutan stabilitas ekonomi dan gejolak sosial nan makin memanas. Bagi sektor swasta, krisis ini mengharuskan pertimbangan ulang atas strategi dan operasional. 

Bagi pemerintah, tantangannya adalah gimana menyeimbangkan penyesuaian fiskal dengan menjaga kohesi sosial. 

Keberhasilan dalam menenangkan situasi dan melanjutkan agenda reformasi bakal menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan penanammodal dan prospek ekonomi nasional. (I-2)

Selengkapnya