ARTICLE AD BOX

HINGGA akhir April 2025, info Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan jumlah investor saham di pasar modal nyaris menyentuh nomor 6,9 juta penanammodal dengan nyaris 80% di antaranya didominasi oleh penanammodal muda nan berumur di bawah 40 tahun. Angka ini naik cukup signifikan dibandingkan akhir 2023 nan mencapai 5,2 juta penanammodal dan akhir 2024 dengan 6,3 juta investor. Menyikapi tren kenaikan jumlah penanammodal serta geliat masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal, aplikasi investasi sahamterdepan di Indonesia, PT Stockbit Sekuritas Digital (Stockbit), terus mendengarkan kebutuhan pengguna dan berinovasi dengan fitur-fiturnya.
Menurut PR & Corporate Communication Lead Stockbit, William, dari awal Januari sampai awal Juli 2025 (year-to-date), Stockbit menjadi perusahaan sekuritas nan menjadi pilihan nomor satu para penanammodal ritel.
"Secara year-to-date, dari 95 perusahaan sekuritas nan beraksi di Indonesia, Stockbit menduduki ranking pertama dari segi gelombang transaksi. Dalam periode ini, sebanyak lebih dari 34 juta transaksi jual-beli saham dilakukan di Stockbit. Dari segi volume transaksi, Stockbit secara konsisten menjadi Top 5 sekuritas di Indonesia. Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan investor,” tutur William dikutip dari siaran pers nan diterima, Jumat (4/7).
William menambahkan, ada sedikitnya lima aspek nan menjadi argumen para penanammodal di Indonesia memilih Stockbit. Pertama, dari segi keamanan, Stockbit terus melakukan peningkatan fitur-fitur keamanan agar penanammodal nyaman dan tenang dalam berinvestasi. Dengan Smart Login nan dilengkapi dengan teknologi keamanan biometrik sidik jari dan wajah (Two-Factor Authentication) dan adanya notifikasi andaikan terjadi sign-in secara ilegal, fitur ini memberikan pengalaman keamanan nan sama seperti saat penanammodal menggunakan aplikasi Gmail alias Apple ID.
Kedua, dengan tampilan UI/UX nan sederhana, Stockbit menghadirkan fitur-fitur canggih dan terbaru nan membuatpara penanammodal bisa invest like a pro. William menyampaikan, Stockbit dirancang untuk serious traders, namun tetap memudahkan para penanammodal pemula nan mau berinvestasi secara profesional. Dengan beberapa fitur seperti Chartbit Tools nan memuat ratusan indikator, Broker Flow, Fast Order, dan Portfolio Performance, Stockbit menjadi lebih unggul dibandingkan sekuritas-sekuritas lainnya.
Ketiga, saat pengguna memutuskan untuk berinvestasi, fee beli saham di Stockbit adalah 0,15% dan fee jualnya sebesar 0,25%. Selanjutnya, di samping fee nan bersaing, kestabilan dan kecepatan aplikasi Stockbit dalam memproses transaksi di jam Bursa juga menjadi aspek tambahan nan membikin penanammodal memilih aplikasi ini.
Terakhir, Stockbit telah menghadirkan Desktop App nan modern, canggih, dan interaktif sehingga menjadikan pengalaman investasi saham lebih menarik bagi investor-investor muda. Desktop App ini 100% dibuat oleh tim Stockbit, bukan oleh vendor.
Dengan customizable layout, para pengguna bisa membikin sendiri layout nan sesuai dengan preferensi mereka. Setiap layout nan dibuat juga bakal tersimpan secara otomatis di Cloud sehingga para pengguna bebas mengganti device nan digunakan tanpa takut kehilangan layout nan sudah merekabuat.
Terakhir, dalam perihal melakukan aktivitas trading, Stockbit Desktop App menghadirkan Advanced Orderbook nan membantu pengguna melakukan action langsung dari Orderbook mereka, misalnya melakukan pembelian dan penjualan saham, mengecek antreanorder, melakukan amend dan cancel order hingga kajian saham lebih lanjut.
“Jangan lupa, selain fitur-fitur investasi dan keamanan nan komplit dan canggih, Stockbit juga concern terhadap peningkatan literasi investasi masyarakat Indonesia. Stockbit mempunyai Stockbit Academy nan merupakan sarana belajar tentang Pasar Modal dengan modul-modul nan komplit dan sudah kami bagi ke dalam video-video dengan tema tertentu sehingga mudah untuk dipelajari. Stockbit juga sudah mendirikan sedikitnya 17 Galeri Investasi bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia dan para mitra di beragam kota di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku,” pungkas William. (E-4)