ARTICLE AD BOX

BANJIR air laut pasang (rob) kembali datang merendam sejumlah wilayah di Pantura, Jawa Tengah, mulai Senin (24/2), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kepada penduduk di wilayah pesisir utara untuk waspada
Pemantauan Media Indonesia, cuaca berawan terjadi pada pagi hari dan memasuki siang turun hujan ringan-sedang di Kudus, Jepara, Demak, Semarang, Kendal dan Batang. Angin kencang juga cukup terasa hingga sejumlah penduduk di wilayah tersebut mulai cemas terjadi cuaca ekstrem hingga berakibat munculnya musibah hidrometeorologi.
Tidak hanya ancaman musibah hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung serta sambaran petir, penduduk di Pantura, Jawa Tengah, juga kembali dihadapkan banjir rob. "Kemarin malam rob sudah kembali naik, kami waspada lantaran diperkirakan bakal kembali datang banjir rob di sini," kata Sholihin,56, penduduk Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Hal serupa diungkapkan Khondori,35, penduduk Onggorawe, Kecamatan Sayung, Demak bahwa banjir rob mulai melimpas kembali di jalur Pantura Semarang-Demak sejak memasuki malam. Meskipun belum tinggi, sejumlah sungai sudah penuh hingga menyentuh bibir tanggul. "Biasanya banjir rob semakin tinggi hingga beberapa hari mendatang," imbuhnya.
Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Shafira Tsanyfadhila membenarkan kembalinya air laut pasang (rob) di perairan utara, Jawa Tengah. Kondisi itu terjadi di Jepara, Demak, Semarang, Kendal dan Pekalongan. "Kita peringatkan kepada penduduk di pesisir utara untuk waspada banjir rob, apalagi potensi banjir lebih besar lantaran dibarengi cuaca ekstrem di wilayah tersebut," kata Shafira Tsanyfadhila, hari ini.
Berdasarkan pengamatan perairan utara, Jawa Tengah, lanjut Shafira Tsanyfadhila, potensi air laut pasang berjalan dari pukul 17.00-20.00 WIB dengan ketinggian mencapai 1 meter. Sehingga, dikhawatirkan bakal berakibat kembalinya terjadi banjir rob di wilayah pesisir Pantura tersebut pada malam hingga awal hari.
Dampak ditimbulkan banjir rob tersebut, ungkap Shafira Tsanyfadhila, adalah terganggunya aktivitas penduduk di pesisir seperti transportasi, bongkar muat peralatan di pelabuhan, budidaya perikanan darat dan petani garam serta aktivitas penduduk lain termasuk nelayan. (M-1)