ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - Kota Bekasi menjadi salah satu wilayah terparah terdampak banjir di Kawasan Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir. Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sudjatmiko menyebut banjir kali ini merupakan musibah besar nan kudu ditangani serius.
“Ini adalah banjir terparah sejak 2020 di Bekasi. Daerah Pondok Gede Permai, Bekasi menjadi wilayah nan terdampak paling parah. Di Bogor, intensitas hujan tercatat mencapai 232 mm per hari, sementara periode pemisah normalnya hanya sekitar 125 hingga 145 mm per hari. Jadi, ini betul-betul musibah besar,” ujar Sujatmiko, Rabu (5/3/2025).
Sujatmiko mengaku sudah turun ke letak banjir, dia lantas menyoroti kurang optimalnya penataan tata ruang dan sistem drainase di wilayah Kota Bekasi. Menurutnya dua perihal tersebut memperparah akibat banjir di Kota Bekasi. “Kedepan ini nan kudu diperbaiki untuk meminimalkan akibat banjir,” katanya.
Terkait dengan kerusakan infrastruktur, Sujatmiko mengaku telah berkordinasi dengan Pemkot Bekasi dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) mengenai langkah kedepan dalam perihal penyelesaian sodetan Kali Bekasi.
“Pernah saya sampaikan saat rapat berbareng Kementerian PU bahwa pentingnya sodetan Kali Bekasi tersebut disegerakan tahapan 1 hingga 7 terutama mengurangi kebanjiran dahsyat 5 tahunan,” tuturnya.
Ia berambisi Wali Kota dan Gubernur segera bersinergis juga kepada Pemerintah Pusat. Berkaitan ini juga termasuk wilayah Aglomerasi sehingga banjir mengakibatkan ekonomi lumpuh dan mengganggu bukan saja Bekasi melainkan wilayah sekitaran termasuk Jakarta. “Jika saja banjir dapat dikurangi titik banjirnya maka perekonomian bisa sigap pulih," tutupnya.
Sujatmiko berambisi pemerintah terus melakukan upaya mitigasi mengenai tingginya curah hujan. Salah satunya dengan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah Jabodetabek.
“Alhamdulillah, BMKG, BNPB, dan Kementerian PMK bakal melaksanakan modifikasi cuaca selama 12 hari ke depan. Mudah-mudahan hujan dapat dipercepat dan dialihkan ke wilayah Laut Jawa, sehingga curah hujan di Jabodetabek bisa berkurang dan mengurangi akibat banjir susulan,” pungkasnya.
Bukan Tanggul Jebol, Ternyata Ini Penyebab Banjir nan Bikin Bekasi Lumpuh
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, menyatakan bahwa penyebab banjir di Bekasi bukanlah lantaran tanggul nan jebol, melainkan akibat intensitas hujan nan sangat tinggi. Hal ini disampaikan Diana saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/3/2025).
"Berdasarkan pengamatan kami, tidak ada tanggul nan jebol. Namun, volume intensitas hujan memang sangat tinggi, sehingga menyebabkan sungai meluap," ungkap Diana.
Diana menambahkan bahwa saat ini Kementerian Pekerjaan Umum menunggu banjir surut sebelum melakukan upaya pemompaan alias penyedotan air. "Jika kita memompa sekarang, airnya mau ditaruh di mana? Kita tunggu surut dulu," jelasnya.
Sebagai langkah penanganan darurat, Kementerian PU telah mengirimkan perahu karet dan perangkat pengamanan lainnya untuk membantu pemindahan masyarakat nan terdampak banjir. "Prioritas utama adalah mengamankan penduduk. Selanjutnya, kami bakal melakukan pengerukan sedimentasi di sungai sebagai upaya pencegahan banjir di masa depan," tegas Diana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi sebelumnya menyebutkan, hujan deras nan turun sejak Senin (3/3/2025) malam menjadi pemicu banjir nan mengepung kota tersebut.
"Dipicu hujan dengan intensitas tinggi nan berjalan dalam lama lama di wilayah hulu Kali Bekasi dan wilayah Kota Bekasi sejak sore hingga malam hari mengakibatkan peningkatan debit air dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kota Bekasi pada hari Senin, 03 Maret 2025, Pkl. 23:07 WIB," demikian keterangan dari BPBD Kota Bekasi seperti nan dikutip, Selasa (4/3/2025).
Sementara, menurut info sementara Pemerintah Kota Bekasi, jumlah korban terdampak banjir Bekasi mencapai 16.000 jiwa, dengan 5.000 jiwa di antaranya telah mengungsi.
Sebelumnya, BPBD Kota Bekasi menyebut sedikitnya 20 titik banjir terjadi di delapan kecamatan, antara lain Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.
Tanggul Jebol
Meluapnya Kali Bekasi dan tanggul jebol membikin banjir semakin meluas. Beberapa titik banjir terparah, di antaranya Kemang Pratama, Mega Bekasi Hypermall (Mal Giant) dan Pondok Gede Permai Jatiasih.
Banjir juga merusak sejumlah prasarana di letak terdampak. Seperti jembatan Kemang Pratama nan ambrol hingga membentuk lubang besar. Beberapa properti di Mal Giant juga hanyut terbawa derasnya banjir.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berbareng BPBD Kota Bekasi berkoordinasi untuk penanganan banjir, salah satunya menyediakan dapur umum bagi para penduduk terdampak. Hal ini ditinjau langsung oleh Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe.
"Kami mengintruksikan camat untuk segera siapkan dapur umum dan menerjunkan para petugas BPBD dan petugas kesehatan. Terpantau sejak awal hari, para petugas sigap dan tanggap untuk membantu masyarakat kita, dengan segera sudah didirikan dapur umum," ujar Bobihoe, Selasa (4/3/2025).