ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Rudianto Lallo memuji sikap arif nan ditunjukkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengenai dengan lagu "Bayar Bayar Bayar" nan dilantunkan band punk Sukatani.
"Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menunjukkan sikap arif dan bijak dalam menyikapi lagu 'Bayar Bayar Bayar' karya grup band Sukatani, di mana lirik lagu tersebut berisi kritik nan sangat tajam terhadap polisi. Saya salut dengan sikap Kapolri," kata Rudianto Lallo nan berkawan disapa Rudi di Jakarta, Senin (24/2/2025).
Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) Partai Nasdem di Komisi III DPR ini menekankan, seluruh Polda beserta jejeran di bawahnya dan para personel Polri haruslah mencontoh dan meneladani sikap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menyikapi kritik apapun bentuknya. Bagi Rudi, tidak boleh ada lagi Polda alias pejabat/personel Polri nan antikritik.
"Sikap arif dan bijak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menyikapi kritik kudu jadi contoh, kudu diteladani semua personel dan unit di Polri dari level Mabes Polri sampai level terendah di Polsek," ungkapnya.
Menurut Rudi, kritik nan terkandung dalam lagu 'Bayar Bayar Bayar' karya grup band Sukatani semestinya juga menjadi pengingat bagi Polri secara lembaga maupun bagi para personel Kepolisian untuk berbenah. Selain itu, Rudi mendukung langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo nan berencana menjadikan band Sukatani sebagai duta Polri.
"Pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo nan menyatakan bahwa Polri terbuka menerima kritik untuk pertimbangan perbaikan Polri nan kemudian Kapolri mau menjadikan band Sukatani sebagai juri alias band duta untuk Polri patut kita dukung bersama. Pernyataan ini jelas sekali juga merupakan corak support Kapolri kepada band Sukatani dalam berkarya," tegasnya.
Polri Diingatkan untuk Tetap Terbuka
Rudi melanjutkan, Komisi III DPR sebagai mitra kerja Polri tentu bakal terus mengingatkan Polri untuk tetap terbuka dan tidak bersikap represif jika ada kritik dari masyarakat termasuk dari kalangan musisi alias seniman alias grup band. Rudi pun menyayangkan sikap Polda Jawa Tengah melalui oknum personel Subdit I Ditressiber nan melakukan pengelompokkan alias permintaan keterangan kepada dua personel band Sukatani ialah Syifa Al Lufti namalain Alectroguy dan Novi Citra namalain Twister Angel.
"Seharusnya Polda Jawa Tengah tidak serta merta bersikap represif, apalagi diduga condong bersikap intimidatif kepada dua personel band Sukatani, sehingga mereka minta maaf dan menarik lagu 'Bayar Bayar Bayar' dari semua platform. Bahkan, Novi Citra nan berprofesi sebagai pembimbing itu dipecat dengan dugaan akibat ada surat dari pihak Polda Jawa Tengah ke pihak sekolah. Cara-cara represif dan intimidatif seperti ini tidak boleh lagi terus terulang," ujar Rudi.
Terakhir, Rudi mendukung upaya Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri nan langsung melakukan pemeriksaan terhadap oknum personel Subdit I Ditressiber nan melakukan pengelompokkan alias permintaan keterangan kepada dua personel band Sukatani. Rudi mendorong Divpropam Polri agar memberikan hukuman tegas kepada oknum-oknum tersebut.
"Semua oknum nan diduga terlibat melakukan intimidasi kudu ditindak dan diberikan hukuman tegas. Proses pemeriksaannya juga kudu transparan," tandas Rudi menutup pernyataannya.