ARTICLE AD BOX

JARINGAN Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) mendesak Polda Riau menetapkan Direksi PT Empat Res Bersaudara (ERB), PT Nusa Wana Raya (NWR) dan APRIL Grup nan merupakan grup perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk bertanggungjawab atas tragedi jatuhnya mobil bak terbuka jenis Colt Diesel ke Sungai Segati, Kabupaten Pelalawan, Riau. Kendaraan ini mengangkut 32 orang pekerja PT ERB (kontraktor PT NWR) dan personil keluarganya.
“Kami menyampaikan belasungkawa terhadap korban dan keluarga. Jikalahari mendorong Polda Riau mengambil alih serta segera menetapkan Direksi PT NWR dan APRIL Grup sebagai tersangka dan menuntut pertanggungjawabannya,” kata Koordinator Jikalahari Okto Yugo Setiyo, Senin (24/2).
Tragedi jatuhnya mobil Colt Diesel memuat 32 orang pekerja dan keluarganya ini menelan korban 14 orang meninggal, mirisnya tujuh di antaranya anak-anak dan satu orang hingga sekarang belum ditemukan. Kecelakaan ini terjadi akibat beragam pelanggaran izin dan kewenangan asasi manusia nan dilakukan PT NWR dan APRIL Grup.
PT NWR jelas melakukan pelanggaran lantaran membiarkan mobil truk Colt Diesel dijadikan sebagai perangkat transportasi pekerja penanaman dan perawatan tanaman di dalam konsesinya. Ini jelas melanggar Pasal 137 Undang – Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
“Mengangkut penumpang menggunakan truk adalah terlarang lantaran secara patokan kegunaan mobil peralatan dan penumpang berbeda,” kata Okto Yugo.
APRIL juga kandas dalam menjamin keselamatan pekerja. Padahal APRIL selalu membanggakan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (OHS) mereka. APRIL Grup menyatakan untuk terus meningkatkan pemeliharaan lingkungan kerja nan selamat, sehat dan kondusif bagi seluruh karyawan, kontraktor, konsumen dan pengunjung. “Yang terjadi saat ini, jelas bertolak belakang dengan apa nan digaung-gaung kan oleh APRIL.
"Bahkan tujuh nyawa anak-anak kudu turut terenggut akibat abainya mereka terhadap keselamatan pekerjanya,” tutur Okto.
Pemerintah kudu mengaudit keahlian APRIL Grup atas agunan keselamatan kerja serta kesejahteraan pekerja dan masyarakat sekitar. “Audit ini untuk memastikan penyelenggaraan kerja APRIL Grup telah sesuai aturan, memastikan kewenangan seluruh korban baik nan meninggal maupun korban selamat dipenuhi, serta memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali. Baik bagi pekerja maupun masyarakat sekitar,” kata Okto.
Ini bukanlah pertama kali kecelakaan kerja di lingkungan APRIL Grup menelan korban jiwa baik pekerja maupun masyarakat sekitar. Pertama, pada Februari 2023, ada 32 orang tenaga kerja PT Mitra Sarana Membangun (MSM) nan bekerja di areal Asia Pacific Rayon (APR)—Unit upaya APRIL Grup untuk rayon—mengalami gangguan pernafasan, diduga lantaran menghirup gas berbisa (sulfur acid) dari pipa unsur kimia APR nan mengalami kebocoran.
Kedua, pada November 2024, kecelakaan lampau lintas tragis di jalan koridor PT RAPP Km 42 Desa Segati. Mobil pick up Mitsubishi L 300 nan dikemudikan masyarakat Desa Segati berbenturan dengan truk Hino milik PT DNR subkontraktor PT RAPP nan mengangkut kayu akasia. Kecelakaan ini mengakibatkan supir mobil L 300 meninggal dunia.
Untuk mengantisipasi kejadian berulang Jikalahari mendesak Gubernur Riau Abdul Wahid mengintruksikan dinas mengenai melakukan audit K3 seluruh wilayah operasional APRIL Grup. Kemudian Polda Riau ambil alih untuk investigasi sampai tuntas terhadap Direksi PT NWR dan APRIL Grup nan membiarkan truk Colt Diesel digunakan sebagai kendaraan operasional untuk pekerja.
"APRIL Grup bertanggung jawab penuh terhadap 32 korban, baik nan meninggal maupun nan dalam perawatan," tegasnya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Zulfan menyatakan pihaknya sudah sukses menemukan delapan korban lenyap dalam keadaan meninggal dunia. Delapan korban itu terdiri dari empat anak dan empat dewasa.
"Sudah delapan korban meninggal bumi ditemukan," ujarnya.
Sejauh ini, tim terus melakukan penyisiran untuk mencari satu korban lagi nan tetap lenyap di Sungai Segati. Adapun dari total 32 orang, sebanyak 17 korban selamat, 14 meninggal dunia, dan satu tetap dinyatakan hilang. (H-2)